Trending Topik

Selamat Hari Raya Idul Fitri 1441 Hijriyah

Diposting oleh On May 21, 2020


 Songkok Lukis Nusantara mengucapkan kepada seluruh 
Customer dan Relasi 
Songkok Lukis Nusantara di Indonesia

Selamat Hari Raya Idul Fitri 1441 Hijriyah

Mohon Maaf Lahir dan Batin

Minal Aidzin wal Faizin
Taqabbalallahu minna wa minkum shiyamana wa shiyamakum


Peringati Harlah GP Ansor ke 86, Songkok Lukis Nusantara luncurkan produk spesial!

Diposting oleh On May 09, 2020

Berawal dari Event Ansor Fair 2018 lalu di Jakarta, Songkok Lukis Nusantara semakin dikenal secara luas di kalangan pemuda

Tahun 2020, GP ANSOR masuk di usia 86, "dalam momen ini kami sengaja membuat Produk Spesial Logo Harlah GP Ansor ke 86. Sebagai wujud karya yang dapat kami persembahkan kepada organisasi" ujar Budiman yang juga sekretaris PAC GP Ansor Gresik.



Tak disangka, Produk Spesial ini dikenakan Ketua Umum GP Ansor H. Yaqut Cholil Qoumas kemudian beliau mempostingnya di sosial media.


Selamat Harlah GP ANSOR ke 86,
Semangat selalu membela agama, bangsa dan negara!


Gresik Punya Cerita

Diposting oleh On May 09, 2020


**Gresik punya cerita..
KETIKA SOEKARNO TAK PUNYA UANG
(Wong gresik kudu ngerti cerito iki)

Assalamu'alaikum wr wb..

Menjelang Lebaran Soekarno menemui mantan Menteri Luar Negeri Roeslan Abdoelgani untuk utang uang. “Cak, tilpuno Anang Tayib. Kondo-o nek aku gak duwe duwik (Cak, teleponkan Anang Tayib. Kasih tau bahwa aku tak punya uang),” kata Soekarno. 
Anang adalah keponakan Roeslan, tinggal di Gresik, pengusaha peci merk Kuda Mas yang sering dikenakan Soekarno.

“Beri aku satu peci bekasmu. Saya akan lelang,” kata Roeslan Abdoelgani. 

“Bisa laku berapa, Cak?” tanya Soekarno.

“Wis tah, serahno ae soal iku nang aku. Sing penting rak beres tah (Sudahlah, serahkan saja soal itu pada saya. Yang penting ‘kan beres)” jawab Roeslan.

Roeslan lalu menyerahkan kepada Anang satu peci yang bekas dipakai Soekarno.  Roeslan kaget karena jumlah peserta lelang begitu banyak, semuanya pengusaha asal Gresik dan Surabaya. Tapi yang membuatnya sangat terkejut ternyata Anang melelang tiga peci.

“Saudara-saudara,” kata Anang. “Sebenarnya  hanya satu peci yang pernah dipakai Bung Karno. Tetapi saya tidak tau lagi mana yang asli. Yang penting ikhlas atau tidak?”

“Ikhlas!!!” seru para peserta lelang.

“Alhamdulillah,” sahut Anang.

Dalam waktu singkat terkumpul uang sepuluh juta rupiah. Semua uang itu segera diserahkan Anang kepada Roeslan.

“Asline rak siji se (Yang asli ‘kan satu)” kata Roeslan.

“Ya. Sebenarnya dua peci lainnya akan saya berikan untuk Bung Karno,” kata Anang.

“Tapi kedua peci itu jelek.”

“Memang sengaja saya buat jelek. Saya ludahi, saya basahi, saya kasih minyak, supaya kelihatan bekas dipakai.”

“Kurang ajar kamu, Nang. Kamu menipu banyak orang.”

“Kalau ndak begitu mana mungkin bisa dapat banyak uang.”

Roeslan kemudian menyerahkan semua uang hasil lelang kepada Soekarno.

“Cak, kok banyak banget uangnya,” kata Soekarno kaget.

“Itu semua akal-akalan Anang, “ kata Roeslan. Ia menceritakan bagaimana cara Anang menggandakan peci.

“Kurang ajar Anang. Kalau begitu yang berdosa saya atau Anang?” tanya Soekarno.

“Anang.” jawab Roeslan.”Uang begitu banyak akan dipakai untuk apa?”

“Untuk zakat fitrahku. Bawalah semua uang ini ke makam Sunan Giri. Bagikan untuk orang melarat di sana,” jawab Soekarno.

Sumber: buku ‘Suka Duka Fatmawati Sukarno Seperti Diceritakan kepada Kadjat Adrai’.